Setiap orangtua tentu memiliki cara mendidik anak yang berbeda untuk mengembangkan perilaku positif pada diri si Kecil. Namun demikian, banyak orang tua yang belum memahami pentingnya memberikan pujian kepada anak dengan cara, tempat, dan waktu yang tepat. Orang tua sering memberikan pujian yang sifatnya hanya terdengar menyenangkan anak saja tanpa alasan atau justifikasi yang jelas. Atau sebaliknya hanya memberikan pujian jika anak menjadi juara pertama dalam suatu kompetisi yang diikutinya. Usaha-usaha tersebut pada akhirnya tidak akan membantu perkembangan anak yang optimal.
Dr. Jazmine McCoy, psikolog klinis dan pakar pengasuhan di California, AS, mengatakan bahwa salah satu ciri pujian yang positif untuk anak-anak adalah jenis pujian yang menunjukkan bahwa kita sebagai orang tua bangga padanya. “Anak-anak kita perlu untuk tahu bahwa kita bangga pada mereka. Karena, mereka pada dasarnya ingin menyenangkan kita,” ujarnya.
Terkadang ada saat dimana kita secara tidak sengaja lebih fokus untuk memperbaiki kesalahan anak, dan membuat mereka takut untuk mencoba atau mengexplore. Misalnya pada saat anak sedang beraktifitas mewarnai. Tanpa sengaja terkadang orangtua berkata “kok, warnanya enggak rata gitu?”, atau “kenapa keluar garis?”
Pujian yang bermakna juga mampu meningkatkan rasa percaya diri anak dalam melakukan atau belajar sesuatu. Untuk bisa menjadikan pujian lebih bermakna, orangtua pun butuh berlatih. Hindari pujian yang sekadarnya agar anak terhindar dari haus pujian tanpa makna.
Berikut bentuk pujian tepat agar anak lebih termotivasi untuk belajar dan memperbaiki diri, dilansir dari Kompas.com
1. Fokus pada kepuasan diri anak
Untuk menumbuhkan anak-anak yang mandiri, kita perlu melatih mereka membuat keputusan atau pilihan sendiri dan menyiapkan mereka untuk menghadapi setiap konsekuensinya. Memuji mereka atas keputusan baik yang diambilnya, akan membuat mereka yakin untuk selalu lebih bijak dalam membuat keputusan ke depannya.
Iringi pujian dengan gambaran kepuasan yang akan anak dapat setelah ia melakukan kewajiban belajar, misalnya: “wah, senangnya sudah selesai 2 dari 3 tugas. Yuk, sedikit lagi, kalau sudah selesai, lega rasanya, ya!”
2. Spontan
“waw, Ayah lihat mewarnainya hampir 1 halaman penuh, semanga ya!”
Anda mungkin tidak melihat ini sebagai sebuah pujian. Akan tetapi, dengan kalimat ini, Anda sedang menunjukkan bahwa ketertarikannya terhadap suatu hal yang ia kerjakan atau pelajari akan berdampak positif.
3. Puji usaha anak, bukan hasilnya
Tidak hanya memberikan pujian ketika anak memperoleh hasil terbaik. Tapi, puji anak untuk setiap perkembangan dan usaha yang mereka lakukan. Karena itu akan mendorong mereka untuk tetap mencoba dan mengembangkan potensi mereka.
Terkadang orangtua menilai kinerja anak melalui standarnya, bukan standar kemampuan anak.. Karena itulah, daripada pujian, orangtua justru kerap tidak sengaja terkesan mengkritik.
Saat anak sudah berusaha namun belum menujukkan hasil terbaiknya, orangtua tetap dapat memberi dukungan dan pujian seperti:
“Ibu bangga, lihat usahamu menulis cerita, lain kali pasti bisa lebih baik lagi”
4. Spesifik
Coba untuk menghindari memberikan pujian yang bersifat umum yang dapat membuat anak menjadi haus pujian seperti “wah, kamu hebat”
Baiknya, berikan pujian yang spesifik seperti “Ayah kagum dengan gambar buatanmu, sangat menarik dan rapi”
5. Wah, kamu menyelesaikannya dengan sangat cepat!
Alih-alih hanya mengatakan “good job” atau “bagus”, menyebutkan detail apa yang membuat Anda bangga atas apa yang ia kerjakan akan membantunya mengenali kelebihannya secara lebih spesifik.
Puji mereka atas hal baik yang ingin mereka contohkan pada orang di sekitarnya. Misal, memberi contoh untuk membuang sampah di tempatnya atau memperlihatkan cara membereskan mainan pada adiknya. Anda juga bisa memujinya saat membantu ibu berbenah di rumah.
6. Kesalahan merupakan bagian dari proses belajar
Pastikan bahwa Anda memahami perasaan kecewanya dan tekankan bahwa kegagalan tersebut merupakan proses dari belajar. Yang terpenting anak telah berusaha dan melakukannya dengan baik. Motivasi anak agar tetap mau mencoba tanpa membandingkan anak dengan anak lain.
8. Imajinasi yang sangat keren.
Pernah dengar pepatah bahwa setiap anak adalah seniman yang sesungguhnya? Ya, selain memuji prestasi akademisnya, hal-hal yang imajinatif darinya juga perlu dipuji.
9. Mama/Papa tidak akan bisa menyelesaikan ini tanpa bantuanmu. Terima kasih, ya!
Anak-anak selalu ingin menyenangkan kita. Memuji mereka untuk sikap ringan tangan akan membuat mereka lebih banyak membantu.
10. Terima kasih sudah mau bersabar, ya!
Sabar adalah hal yang tak mudah, terutama untuk anak-anak. Sehingga, Anda patut mengapresiasinya saat ia berhasil menunggu atau mengontrol emosinya.
Selamat mencoba~